This episode currently has no reviews.
Submit ReviewNama Georgius Everhardus Rumphius kurang dikenal dibanding ahli botani kondang Alfred Wallace, yang melahirkan Garis Imajiner Wallace di bumi nusantara. Seperti kisah Wallace, Rumphius, ahli botani kelahiran Jerman yang bekerja untuk VOC di Hindia Belanda pada masa kolonial ini, mencatat ribuan halaman tentang Ambon yang dibukukan dalam enam jilid. Dia juga pionir riset botani di nusantara, bahkan satu abad sebelum Wallace.
Sekitar tiga ratus tahun lalu, saintis yang mengindap penyakit glukoma hingga kehilangan penglihatan ini mencatat dengan detail lebih dari 1.300 tanaman – ditulis dalam buku Herbarium Amboinense – selama di Ambon.
Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia Sangkot Marzuki menceritakan legenda Rumphius, salah satu ilmuwan pertama yang membawa sains Barat ke Indonesia. Selain mencatat tanaman secara rapi dalam bahasa Latin dan Belanda Kuno, Rumphius juga mencatat gempa yang diikuti tsunami menghantam Ambon pada Februari 1674. Lebih dari 2300 penduduk Ambon tewas, termasuk istri, Susanna, dan anak perempuannya. Ini tsunami tertua yang terekam dalam sejarah nusantara.
Jalan begitu sulit bagi Rumphius untuk mengabadikan ciri-ciri tanaman di Ambon. Setelah istrinya, yang juga asistennya dalam riset, meninggal, rumahnya terbakar dan kapal yang membawa naskahnya ke Belanda karam. Manuskrip pertamanya hangus. Dan dia dengan gigih mendikte lagi apa saja yang dia ingat dan ada yang menuliskannya. Itu dia lakukan dalam keadaan tak bisa melihat.
Edisi ke-16 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Ikhsan Raharjo dan narator Malika. Selamat mendengarkan!
This episode currently has no reviews.
Submit ReviewThis episode could use a review! Have anything to say about it? Share your thoughts using the button below.
Submit Review